Pada tanggal 21 Agustus 2024, acara Perorganisasian TEFA sukses dilaksanakan di Lap Perkantoran. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia dengan menghadirkan pendekatan inovatif Teaching Factory (TEFA).
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari sektor pendidikan vokasi, termasuk pendidik, pengelola sekolah, serta perwakilan dari lembaga pendidikan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan dan mendalami konsep TEFA, serta bagaimana penerapannya dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kejuruan.
Pak Cahya Yuana, S.Sos., M.Pd. dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya, menjadi narasumber utama dalam acara ini. Dalam sesi presentasinya, Pak Cahya menjelaskan dengan rinci tentang TEFA dan manfaatnya. TEFA merupakan pendekatan yang mengintegrasikan pembelajaran dengan praktik industri, memberikan siswa kesempatan untuk belajar langsung di lingkungan yang menyerupai dunia kerja nyata. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara teori dan praktik serta meningkatkan kesiapan kerja siswa.
Beberapa poin utama dari acara tersebut meliputi:
1. Pengenalan TEFA: Peserta mendapatkan wawasan mendalam mengenai konsep TEFA, yang mengedepankan pengalaman praktis sebagai bagian dari kurikulum pendidikan vokasi. Dengan TEFA, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri.
2. Penguatan RTL: Salah satu fokus utama adalah penguatan Reformasi Teknologi dan Layanan (RTL) dalam pendidikan. TEFA menekankan pentingnya integrasi teknologi terbaru dan metode pengajaran inovatif untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan efektif.
3. Reskilling dan Upskilling: Diskusi mengenai reskilling dan upskilling sangat penting dalam konteks TEFA. Reskilling merujuk pada pelatihan ulang keterampilan untuk menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan industri, sedangkan upskilling berfokus pada peningkatan keterampilan yang sudah ada. Kedua konsep ini bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan SMK memiliki kompetensi yang relevan dan terkini.
4. Diskusi dan Tanggapan: Acara ini juga menyediakan waktu untuk diskusi interaktif, di mana peserta berbagi pengalaman dan tantangan dalam penerapan TEFA di sekolah masing-masing. Diskusi ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana mengatasi masalah yang mungkin muncul dan bagaimana memaksimalkan manfaat TEFA.
Dengan pelaksanaan acara ini, diharapkan para pendidik dan pengelola sekolah dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip TEFA secara efektif. Penerapan TEFA yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, menciptakan lulusan yang lebih siap kerja, dan memenuhi tuntutan industri yang terus berkembang.
Terima kasih kepada semua peserta dan narasumber yang telah berkontribusi dalam acara ini. Kami berharap hasil dari kegiatan ini dapat diimplementasikan secara luas, membawa dampak positif bagi pendidikan vokasi di seluruh Indonesia.